Rabu, 21 Maret 2012

Pengelolaan Dana PNPM-MP dan Bolck Grant di kecamatan Mowila Cukup Berhasil


 Camat Mowila ketika meninjau salah satu proyak yang di Biayai PNPM-MP

Pengelolaan dana Block Grant dan dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Kecamatan Mowila selama tiga tahun terakhir ini cukup memuaskan. Berbagai pembangunan sudah mulai dinikmati masyarakat jika dibandingkan dengan puluhan tahun silam, masyarakat masih hidup dengan infrastruktur yang seadanya. Hal tersebut terungkap dalam Pelatihan Kades, BPD dan LPM dalam mereview Rencana Program Jangka Menengah Desa dan Kelurahan se Kecamatan Mowila yang bertempat di salah satu hotel di Kendari beberapa waktu lalu.

Camat Mowila Syaifullah, SE. M.Si menjelaskan, saat ini berbagai infrastruktur sudah tersedia, mulai dari jalan usaha tani, drainase, kantor desa hingga saluran irigasi. Dijelaskan, selama ini Kecamatan Mowila mendapatkan alokasi anggaran PNPM sebesar 3 milyar rupiah sejak tiga tahun lalu. Sehingga untuk mengelola dana tersebut lebih professional, pemerintah setempat bekerjasama dengan pengelola PNPM-MP memberikan pelatihan kepada para kepala desa, LPM dan BPM untuk menyusun rencana srtategis kedepan. Dikatakan, pelatihan  tersebut bertujuan untuk merancang program kerja yang nantinya tidak akan tumpang tindih dengan program pemerintah Provinsi maupun Pemerintah pusat.
 
Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Sultra H.M Nasir dalam sambutannya sangat memberi apresiasi terhadap para kepala desa dan LPM dalam melakukan pembangunan di Kacamatan Mowila. Dirinya berharap, agar pengelolaan dana PNPM-MP dan Block Grant bisa lebih professional lagi, agar kepercayaan pemerintah terhadap Kecamatan Mowila bisa dipertahankan. Dirinya juga berjanji akan menfasilitasi pemerintah Kecamatan Mowila untuk bertemu dengan SKPD lain agar bisa mendapatkan bantuan.

Lebih lanjut H.M Nasir menjelaskan, pada tahun 2012 ini, pihaknya akan melakukan pengawasan ketat dalam pengelolaan dana PNPM-MP dan dana Block Grant. Dijelaskan, tim pengawas akan meninjau langsung setiap pembangunan yang telah dikerjakan, apakah sesuai dengan laporan pertanggung jawaban atau tidak. Selain itu juga, akan dibuka posko pengaduan masyarakat melalui nomor telpon yang langsung diterima oleh Kepala BPMD Sultra. Sehingga jika ada laporan dari masyarakat, pihak BPMD Sultra langsung melakukan penanganan. (*)

Manfaat Telur Puyuh


Telur puyuh merupakan sumber protein terbaik.
Seratus gram telur puyuh mengandung 13,05 gram protein, sedikit lebih tinggi dari telur ayam maupun telur bebek.
Salah satu keunggulan protein telur dibandingkan dengan protein hewani lainnya adalah daya cernanya yang sangat tinggi. Artinya, setiap gram protein yang masuk akan dicerna di dalam tubuh secara sempurna.

Nutrisi otak
Selain protein, lemak, vitamin, dan mineral, telur puyuh juga kaya akan kolin. Kolin berperan penting di dalam tubuh, terutama bagi perkembangan fungsi otak.
Hal tersebut berkaitan dengan peran kolin sebagai komponen asetilkolin yang berfungsi sebagai pengantar sinyal saraf.
Asupan kolin yang cukup akan membantu kerja sinyal saraf pada otak, sehingga dapat memperkuat daya ingat anak-anak dan menghindari kepikunan pada orang lanjut usia (lansia).
Seratus gram telur puyuh dan telur bebek mengandung 263,4 mg kolin, lebih tinggi daripada kolin yang terdapat pada telur ayam. Namun, kebutuhan kolin setiap orang berbeda-beda.
Ibu-ibu yang sedang dalam taraf prakehamilan hingga menyusui, sebaiknya mulai mengonsumsi makanan sumber kolin, seperti telur puyuh, dalam jumlah cukup banyak. Hal tersebut penting untuk mendukung perkembangan otak janin.
Selain itu, asupan kolin yang cukup pada saat kehamilan juga dapat mengurangi risiko kematian sel pada janin, yang berarti mengurangi kemungkinan bayi cacat dan keguguran. Sementara asupan kolin pada saat menyusui dimaksudkan untuk mendukung perkembangan otak bayi secara optimal.
Penelitian yang dilakukan oleh Meck dan William (1999) menunjukkan bahwa untuk perkembangan janin yang optimal, pemberian makanan kaya kolin sebaiknya dilakukan pada umur kandungan 20-25 minggu hingga saat melahirkan.
Penelitian yang dilakukan Ladd dkk (1993) menunjukkan, kolin tidak hanya baik dikonsumsi mereka yang sedang dalam tahap pertumbuhan, tetapi juga oleh kaum lanjut usia.
Mereka yang berada pada usia produktif juga wajib mengonsumsi kolin untuk mempertahankan fungsi otak
agar selalu bugar. Selain itu, kolin juga dapat memperbaiki memori otak yang rusak akibat proses penuaan.

Melindungi mata
Salah satu ciri khas yang sangat menarik dari telur, termasuk telur puyuh, adalah warna kuning telurnya.
Warna kuning telur tersebut bukan sekadar warna yang menyegarkan mata, tetapi juga menunjukkan bahwa telur mengandung senyawa lutein dan zeaksantin.
Kedua senyawa itu merupakan pigmen yang memberikan warna kuning.
Selain memberikan warna kuning, pigmen tersebut ternyata juga mempunyai khasiat kesehatan yang sangat luar biasa.
Kata Lutein berasal dari bahasa Latin luteus, yang berarti kuning emas.
Demikian juga kata zeaksantin yang berasal dari kata zea yang merujuk pada genus jagung, dan xanthin yang juga berasal dari bahasa Latin yang berarti kuning.
Selain pada telur, lutein dan zeaksantin juga banyak terdapat pada sayuran hijau.
Hasil penelitian yang dimuat dalam The Journal of Nutrition, Agustus 2004, menunjukkan bahwa lutein pada kuning telur lebih mudah diserap tubuh daripada lutein pada sayuran hijau seperti bayam.
Meskipun belum ada penelitian yang menjelaskan secara pasti, kemungkinan besar karena kuning telur banyak mengandung lemak, sehingga lutein lebih mudah larut dan diserap oleh tubuh.
Lutein dan zeaksantin tidak mempunyai aktivitas vitamin A, meski keduanya sangat baik untuk mata. Secara alamiah lutein dan zeaksantin terdapat pada retina mata.
Konsumsi makanan yang kaya lutein dan zeaksantin akan meningkatkan kandungan lutein dan zeaksantin dalam retina mata.
Di dalam retina mata, lutein dan zeaksantin dapat membantu melindungi mata dari kerusakan dengan cara memfilter sinar biru, terutama pada bayi dan anak-anak. Menurut Bone
dkk (1992), lutein dan zeaksantin berpotensi menyerap cahaya biru hingga 20-90 persen.
Anak-anak sangat berpotensi terkena sinar biru yang berasal dari pancaran sinar matahari, layar televisi, ataupun komputer. Sinar biru sebenarnya adalah sinar yang memiliki panjang gelombang antara 400-500 nm pada spektrum sinar yang masih dapat diterima mata.
Namun, pada usia yang masih dini, lensa mata pada anak relatif jernih, sehingga belum maksimal menghambat sinar biru yang masuk. Jika hal tersebut berlangsung lama, sinar tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan menimbulkan luka pada retina mata anak.
Singkat kata, telur puyuh sangat dianjurkan untuk anak-anak yang sedang dalam tahap pertumbuhan ataupun ibu-ibu pada masa kehamilan dan menyusui.
Orang tua juga dianjurkan untuk mengonsumsi telur puyuh, asalkan tidak mempunyai kadar kolesterol tinggi atau menderita obesitas.

Mengandung Zat Antikanker
Tubuh tidak dapat mensintesis sendiri lutein dan zeaksantin yang dibutuhkan tubuh. Karena itu, peran makanan yang kaya akan lutein dan zeaksantin sangat mutlak diperlukan. Dalam hal ini, termasuk telur burung puyuh.
Lutein dan zeaksantin tidak hanya diperlukan oleh anak-anak yang berusia dini, tetapi juga bagi orang dewasa.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minimal 30 mg lutein setiap hari dapat memperlambat proses penuaan hingga 40 persen.
Tubuh pun terlihat awet muda, terutama yang berhubungan dengan kesehatan mata.
Beberapa penelitian menunjukkan, lutein dan zeaksantin juga baik untuk mereduksi risiko penyakit kanker dan tumor.

Cara Beternak Burung Puyuh Petelur


Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuhrelatifkecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut jugaGemak (Bhs.Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsaburung(liar) yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat, tahun 1870.Dan terusdikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di Indonesia puyuh mulaidikenal,dan diternak semenjak akhir tahun 1979. Kini mulai bermunculan dikandang-kandang ternak yang ada di Indonesia.

JENIS
Kelas : Aves (Bangsa Burung)
Ordo : Galiformes
Sub Ordo : Phasianoidae
Famili : Phasianidae
Sub Famili : Phasianinae
Genus : Coturnix
Species : Coturnix-coturnix Japonica

MANFAAT
1) Telur dan dagingnya mempunyai nilai gizi dan rasa yang lezat
2) Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya
3) Kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat
digunakan sebagai pupuk tanaman

PERSYARATAN LOKASI
1) Lokasi jauh dari keramaian dan pemukiman penduduk
2) Lokasi mempunyai strategi transportasi, terutama jalur sapronak dan jalur-
jalur pemasaran
3) Lokasi terpilih bebas dari wabah penyakit
4) Bukan merupakan daerah sering banjir
4) Merupakan daerah yang selalu mendapatkan sirkulasi udara yang baik.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Perkandangan
 Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur
kandang yang ideal atau normal berkisar 20-25 derajat C; kelembaban
kandang berkisar 30-80%; penerangan kandang pada siang hari cukup 25-
40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca
mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar
matahari pagi dapat masuk kedalam kandang.
Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa diterapkan yaitu
sistem litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang
untuk 1 m2 dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor
untuk umur 10 hari sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m2
sampai masa bertelur.

Adapun kandang yang biasa digunakan dalam budidaya burung puyuh
adalah:
a. Kandang untuk induk pembibitan
    Kandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan kemampuan
   mneghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang
   akan digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara.
   Idealnya satu ekor puyuh dewasamembutuhkan luas kandang 200 m2.
b. Kandang untuk induk petelur
    Kandang ini berfungsi sebagai kandang untuk induk pembibit. Kandang ini
    mempunyai bentuk, ukuran, dan keperluan peralatan yang sama.
    Kepadatan kandang lebih besar tetapi bisa juga sama.
c. Kandang untuk anak puyuh/umur stater(kandang indukan)
    Kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh pada umur starter,
    yaitu mulai umur satu hari sampai dengan dua sampai tiga minggu.
    Kandang ini berfungsi untuk menjaga agar anak puyuh yang masih
    memerlukan pemanasan itu tetap terlindung dan mendapat panas yang
   sesuai dengan kebutuhan. Kandang ini perlu dilengkapi alat pemanas.
   Biasanya ukuran yang sering digunakan adalah lebar 100 cm, panjang
    100 cm, tinggi 40 cm, dan tinggi kaki 50 cm. (cukup memuat 90-100 ekor
    anak puyuh).
d. Kandang untuk puyuh umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari 6
    minggu)
    Bentuk, ukuran maupun peralatannya sama dengan kandang untuk induk
   petelur. Alas kandang biasanya berupa kawat ram.

2) Peralatan
   Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat
     bertelur dan tempat obat-obatan.

PENYIAPAN BIBIT
Yang perlu diperhatikan oleh peternak sebelum memulai usahanya, adalah
memahami 3 (tiga) unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit/pembibitan,
pakan (ransum) dan pengelolaan usaha peternakan.Pemilihan, yaitu:
a. Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina yang
    sehat atau bebas dari kerier penyakit.
b. Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur
    afkiran.
c. Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina yang
    baik produksi telurnya dan puyuh jantan yang sehat yang siap membuahi
     puyuh betina agar dapat menjamin telur tetas yang baik.

PEMELIHARAAN
 1) Sanitasi dan Tindakan Preventif
   Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan
    lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini
     mungkin.
2) Pengontrolan Penyakit
   Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda
   yang kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan
   sesuai dengan petunjuk dokter hewan atau dinas peternakan setempat atau
    petunjuk dari Poultry Shoup.
3) Pemberian Pakan
   Ransum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa
   bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Karena puyuh yang
   suka usil memtuk temannya akan mempunyai kesibukan dengan mematuk-
    matuk pakannya. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali
    sehari pagi dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum
    hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak
puyuh pada bibitan terus-menerus.
4) Pemberian Vaksinasi dan Obat
        Pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis separo dari dosis untuk
ayam. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air
minum (peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat
gejala-gejala sakit dengan meminta bantuan petunjuk dari PPL setempat
ataupun dari toko peternakan (Poultry Shoup), yang ada di dekat Anda
beternak puyuh.

HAMA DAN PENYAKIT
1.Quail enteritis)
      Penyebab: bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang usus,
sehingga timbul pearadangan pada usus. Gejala: puyuh tampak lesu, mata
tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berair dan mengandung asam urat.
Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisashkan
burung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi.

2) Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
        Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu,
mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang
spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu
dan lumpuh.

PENGENDALIAN HAMA
(1) menjaga kebersihan lingkungan dan
       peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang
      mati segera dibakar/dibuang;
(2) pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu
       masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta
      melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
3) Berak putih (Pullorum)
      Penyebab: Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit menular.
    Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-bulu
     mengerut dan sayap lemah menggantung. Pengendalian: sama dengan
      pengendalian penyakit tetelo.
4) Berak darah (Coccidiosis)
    Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi,
     bulu kusam menggigil kedinginan. Pengendalian:
   (1) menjaga kebersihan
       lingkungaan, menjaga litter tetap kering;
    (2) dengan Tetra Chloine Capsule
        diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air
       minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox
5) Cacar Unggas (Fowl Pox)
    Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur dan jenis
    kelamin. Gejala: imbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu,
    seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan
    mengeluarkan darah. Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi
    kandang atau puyuh yang terinfksi.
6) Quail Bronchitis
Penyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat menular.
Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan
bersi, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta
kadangkala kepala dan leher agak terpuntir. Pengendalian: pemberian
pakan yang bergizi dengan sanitasi yang memadai.
7) Aspergillosis
Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus. Gejala: Puyuh mengalami
gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju,
mengantuk, nafsu makan berkurang. Pengendalian: memperbaiki sanitasi
kandang dan lingkungan sekitarnya.
8) Cacingan
Penyebab: sanitasi yang buruk. Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan
lemah. Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan
yang terjaga kebersihannya.

PANEN
1. Hasil Utama
Pada usaha pemeliharaan puyuh petelur, yang menjadi hasil utamanya adalah
produksi telurnya yang dipanen setiap hari selama masa produksi berlangsung.
 2. Hasil Tambahan
Sedangkan yang merupakan hasil tambahan antara lain berupa daging afkiran,
tinja dan bulu puyuh.


9. PASCAPANEN…
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
10.1.Analisis Usaha Budidaya
1) Investasi
   a. kandang ukuran 9 x 0,6 x 1,9 m
     (1 jalur + tempat makan dan minum) Rp. 2.320.000,-
   b. kandang besar Rp. 1.450.000,-
2) Biaya pemeliharaan (untuk umur 0-2 bulan)
   a. ay Old Quail (DOQ) x Rp 798 (Harga DOQ) Rp. 1.596.000,-
   b. Obat (Vitamin + Vaksin) Rp. 145.000,-
   c. Pakan (selama 60 hari) Rp. 2.981.200,-
Jumlah biaya produksi Rp. 4.722.200,-
Keadaan puyuh:
- Jumlah anak 2000 ekor (jantan dan betina)
- Resiko mati 5%, sisa 1900
- Resiko kelamin 15% jantan, 85% betina (285 jantan, 1615 betina)
- Setelah 2 bulan harga puyuh bibit Rp 3.625,- betina dan Rp 725 jantan
- Penjualan puyuh bibit umur 2 bulan Rp. 4.408.000,-
Minus Rp. -314.200,-
3) Biaya pemeliharaan (0-4 bulan)
- 200 DOQ x Rp 798,- Rp. 159.600,-
- Obat (vitamin dan Vaksinasi) Rp. 290.000,-
- Pakan (sampai dengan umur 3 minggu) Rp. 2.459.925,-
Pakan (s/d minggu ke 4) betina
1615 ekor dan 71 ekor jantan (25% jantan layak bibit) Rp. 5.264.051,-
Jumlah biaya produksi Rp. 8.173.576,-
Keadaan puyuh:
- Mulai umur 1,5 bulan puyuh bertelur setiap hari rata-rata 85%, jumlah telur
1373 butir
- Hasil telur 75 hari x 1373 x Rp 75,- Rp. 7.723.125,-
- Puyuh betina bibit 1615 ekor @ Rp 3.625,- Rp. 5.854.375,-
- Puyuh jantan bibit 75 ekor @ Rp 798,- Rp. 59.850,-
- Puyuh jantan afkiran 214 ekor @ Rp 725,- Rp. 155.150,-
4) Keuntungan dari hasil penjualan Rp. 5.618.924,-
5) Biaya pemeliharaan (sampai umur 8 bulan)
a. Biaya untuk umur 4-8 bulan Rp. 1.625.137,-
6) Pendapatan
a. Hasil telur (0,5 bulan) 195 x 1373 x Rp 75,- Rp. 20.080.125,-
b. Hasil puyuh afkir 1615 ekor @ Rp 798,- Rp. 1.288.770,-
c. Hasil jantan afkir 71 ekor @ Rp 725,- Rp. 51.475,-
d. Hasil jantan afkir (2 bln) 214 ekor @ Rp 725,- Rp. 155.150,-
7) Keuntungan beternak puyuh petelur dan afkiran jual Rp. 10.950.113,-
Jadi peternak lebih banyak menjumlah keuntungan bila beternak puyuh petelur,
baru kemudian puyuh afkirannya di jual daripada menjual puyuh bibit. Analisa
usaha dihitung berdasarkan harga-harga yang berlaku pada tahun 1999.

11. DAFTAR PUSTAKA
1) Beternak burung puyuh, 1981. Nugroho, Drh. Mayen 1 bk. Dosen umum
Ternak Unggas Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, Universitas
Udayana.
2) Puyuh, Tatalaksana Budidaya secara komersil, 1992. Elly Listyowati, Ir.
Kinanti Rospitasari, Penebar Swadaya, Jakarta.
3) Memelihara burung puyuh, 1985. Muhammad Rasyaf, Ir. Penerbit Kanisius
(Anggota KAPPI), Yogyakarta.
4) Beternak burung puyuh dan Pemeliharaan secara komersil, tahun 1985.
Wahyuning Dyah Evitadewi dkk. Penerbit Aneka Ilmu Semarang

Jumat, 02 Maret 2012

Transportasi dan Komunikasi



Angkutan Darat
Meningkatnya kemajuan teknologi dan peningkatan pembangunan diberbagai sektor kehidupan seperti ekonomi dan sosial, telah menyebabkan majunya sistem transportasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang mobilitasnya semakin tinggi.Sarana angkutan darat di Kecamatan Mowilabaik kendaraan bermotor maupun tidak bermotor memegang peranan yang sangat penting.  Hal ini mengingat keadaan geografis Kecamatan Mowila adalah daratan, sehingga sangat membutuhkan sarana angkutan jalan dalam memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar arus perdagangan antar kantong-kantong produksi dengan daerah konsumen.
Pada umumnya sepeda motor merupakan jenis kendaraan yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Oleh sebagian besar masyarakat, sepeda motor dipilih menjadi alaternatif untuk melakukan mobilitas karena dianggap cepat, murah, efektif dan efisien, ditambah lagi adanya kemudahan membeli kredit motor, dengan uang muka rendah dan angsuran terjangkau, tak heran jika jumlah pengguna sepeda motor di Kecamatan Mowila semakin meningkat tiap tahunnya.
Jumlah kendaraan bermotor roda empat di Kecamatan Mowila Tahun 2010 adalah sebanyak29buah.  Dari jumlah tersebut Mobil Bus sebanyak 12buah, dan Mobil Truck sebanyak 17buah.  Sementara itu jumlah Sepeda Motor adalah sebanyak 1271buah.
Rincian data selengkapnya disajikan pada Tabel 8.1.1 dan Tabel 8.1.2.

Jalan Raya
Jalan merupakan sarana mobilitas penduduk antar daerah untuk memperlancar kegiatan perekonomian.Makin meningkat usaha pembangunan menuntut pula peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar perdagangan antar daerah. Keadaan jalan yang menjadi penghubung  antar daerah dapat dilalui sepanjang tahun dengan menggunakan jalan darat. Secara umum kondisi jalan di Kecamatan Mowila masih perkerasan. Rincian data selengkapnya disajikan pada Tabel 8.2.1.
Untuk banyaknya jembatan, deuker, dan gorong-gorong di Kecamatan Mowila masing-masing berjumlah38 buah, 144 buah dan 40 buah.Rincian data selengkapnya disajikan pada Tabel 8.2.2.

Pos dan Telekomunikasi
Dalam kehidupan bermasyarakat, faktor berkomunikasi merupakan salah satu kebutuhan yang sangat mendasar. Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk memperlancar pelayanan berkenaan dengan semakin meningkatnya permintaan akan jasa pos.
 Salah satu diantaranya adalah memperbanyak jumlah fasilitas fisik pos  seperti  kantor  pos dan giro, kantor pos dan giro pembantu, rumah pos, pos keliling desa dan bis surat.
Sementara fasilitas  fisik telekomunikasi di Kecamatan Mowila sebanyak 11 buah dan  jasa pos di Kecamatan Mowila belum ada, yang terdekat  hanya berada di Kecamatan Landono.Untuk fasilitas Bank umum terletak di desa mowila. Rincian data selengkapnya disajikan pada Tabel 8.3.1 dan Tabel 8.3.2.
Tabel 8.1.1
Banyaknya Kendaraan Bermotor
Dirinci Menurut Jenisnya
2010

DESA / KELURAHAN
Sepeda Motor
Bus
Pick up
Truck
Jumlah

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

1.
Wuura
58
6
6
--
70

2.
Lamolori
15
--
--
--
15

3.
Rakawuta
135
--
3
--
138

4.
Toluwonua
23
--
--
5
28

5.
Mowila
105
2
5
3
115

6.
Pudahoa
98
--
--
2
100

7.
Puwehuko
45
--
1
1
47

8.
Kondoano
121
--
6
3
130

9.
Mulyasari
100
--
4
3
107

10.
Monapa
110
--
5
--
115

11.
Ranombayasa
60
--
--
--
60

12.
Punggulahi
10
--
--
--
10

13.
Ranoaopa
20
--
2
--
22

14.
Lalosingi
32
--
1
--
33

15.
Mataiwoi
61
1
--
--
62

16.
Wonua kongga
10
--
--
--
10

17.
Lamebara
10
--
--
--
10

18.
Wonuasari
96
--
7
--
103

19.
Tetesingi
62
1
1
--
64

20.
Wonua monapa
30
2
--
--
32

JUMLAH
1201
12
41
17
1271


Sumber: Desa/Kelurahan


Tabel 8.1.2
Banyaknya Kendaraan Tidak Bermotor
Dirinci Menurut Jenisnya
2010

DESA / KELURAHAN
Becak
Sepeda
Dokar
Lainnya
Jumlah


(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

1.
Wuura
--
17
--
--
17

2.
Lamolori
--
12
--
--
12

3.
Rakawuta
--
67
--
--
67

4.
Toluwonua
--
8
--
--
8

5.
Mowila
--
25
--
--
25

6.
Pudahoa
--
53
--
--
53

7.
Puwehuko
--
35
--
--
35

8.
Kondoano
--
57
--
--
57

9.
Mulyasari
--
30
--
--
30

10.
Monapa
--
130
--
--
130

11.
Ranombayasa
--
40
--
--
40

12.
Punggulahi
--
50
--
--
50

13.
Ranoaopa
--
10
--
--
10

14.
Lalosingi
--
42
--
--
42

15.
Mataiwoi
--
12
--
4
16

16.
Wonua kongga
--
15
--
--
15

17.
Lamebara
--
10
--
--
10

18.
Wonuasari
--
50
--
--
50

19.
Tetesingi
--
32
--
--
32

20.
Wonua monapa
--
4
--
--
4

JUMLAH
0
699
0
4
703


Sumber: Desa/Kelurahan

Tabel 8.2.1
Jenis Permukaan Jalan Terluas
Menurut Desa/Kelurahan
2010

DESA / KELURAHAN
Aspal
Perkerasan



(1)
(2)
(3)

1.
Wuura


2.
Lamolori


3.
Rakawuta


4.
Toluwonua


5.
Mowila


6.
Pudahoa


7.
Puwehuko


8.
Kondoano


9.
Mulyasari


10.
Monapa


11.
Ranombayasa


12.
Punggulahi


13.
Ranoaopa


14.
Lalosingi


15.
Mataiwoi


16.
Wonua kongga


17.
Lamebara


18.
Wonuasari


19.
Tetesingi


20.
Wonua monapa


JUMLAH
8
12


Sumber: Desa/Kelurahan

Tabel 8.2.2
Banyaknya Jembatan, Deuker dan Gorong-Gorong
Menurut Desa/Kelurahan
2010

DESA / KELURAHAN
Jembatan
Deker
Gorong-Gorong



(1)
(2)
(3)
(3)

1.
Wuura
1
12
--

2.
Lamolori
3
2
--

3.
Rakawuta
2
10
3

4.
Toluwonua
2
2
--

5.
Mowila
2
4
--

6.
Pudahoa
3
3
--

7.
Puwehuko
2
17
4

8.
Kondoano
2
3
3

9.
Mulyasari
1
5
--

10.
Monapa
3
10
--

11.
Ranombayasa
--
5
5

12.
Punggulahi
1
8
--

13.
Ranoaopa
1
10
--

14.
Lalosingi
1
24
3

15.
Mataiwoi
1
5
9

16.
Wonua kongga
2
3
--

17.
Lamebara
4
2
--

18.
Wonuasari
2
8
8

19.
Tetesingi
3
1
--

20.
Wonua monapa
2
10
5

JUMLAH
38
144
40


Sumber: Desa/Kelurahan

Tabel 8.3.1
Banyaknya Fasilitas Fisik Jasa Pos dan Bank Umum
Menurut Desa/Kelurahan
2010

DESA / KELURAHAN
Kantor Pos
Pembantu
Pos
Keliling
Bank



(1)
(2)
(3)
(3)

1.
Wuura
--
--
--

2.
Lamolori
--
--
--

3.
Rakawuta
--
--
--

4.
Toluwonua
--
--
--

5.
Mowila
--
--
1

6.
Pudahoa
--
--
--

7.
Puwehuko
--
--
--

8.
Kondoano
--
--
--

9.
Mulyasari
--
--
--

10.
Monapa
--
--
--

11.
Ranombayasa
--
--
--

12.
Punggulahi
--
--
--

13.
Ranoaopa
--
--
--

14.
Lalosingi
--
--
--

15.
Mataiwoi
--
--
--

16.
Wonua kongga
--
--
--

17.
Lamebara
--
--
--

18.
Wonuasari
--
--
--

19.
Tetesingi
--
--
--

20.
Wonua monapa
--
--
--

JUMLAH
0
0
1


Sumber: Desa/Kelurahan
Tabel 8.3.2
Banyaknya Fasilitas Telekomunikasi
Menurut Desa/Kelurahan
2010

DESA / KELURAHAN
Kiospon
Wartel



(1)
(2)
(3)

1.
Wuura
1
--

2.
Lamolori
1
--

3.
Rakawuta
1
--

4.
Toluwonua
1
--

5.
Mowila
--
--

6.
Pudahoa
1
--

7.
Puwehuko
1
--

8.
Kondoano
--
--

9.
Mulyasari
--
--

10.
Monapa
1
--

11.
Ranombayasa
1
--

12.
Punggulahi
--
--

13.
Ranoaopa
1
--

14.
Lalosingi
1
--

15.
Mataiwoi
1
--

16.
Wonua kongga
--
--

17.
Lamebara
--
--

18.
Wonuasari
--
--

19.
Tetesingi
--
--

20.
Wonua monapa
--
--

JUMLAH
11
0


Sumber: Desa/Kelurahan